RANGKUMAN BUKU IKHTISAR DOGMATIKA
TEOLOGI SISTEMATIKA
RANGKUMAN IKHTISAR DOGMATIKA
Makalah ini
diserahkan kepada Sekolah Tinggi Teologi “INTHEOS”
Surakarta
sebagai memenuhi persyaratan mata kuliah
Pembimbing Teologi Sitematika
Oleh :
Natanael Apriyanto Tarigan
13.3.1.PAK.019
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI “INTHEOS”
SURAKARTA
2014
Resensi Ikhtisar Dogmatika
Judul : Ikhtisar
Dogmatika
Penulis : Dr.R.Soedarmo
Penerbit : PT.BPK Gunung
Mulia
Tahun terbit : 1996
Jumlah halaman : 260 halaman
Pendahuluan
1.
Hal
Ranting Ilmu Teologi yang akan kita
bicarakan disini tidak sejak timbulnya disebut Dogmatika. Nama dogmatika
sekarang lazim dipakai meskipun ada beberapa ahli yang memakai nama lain.
2.
Dogma
Dogma adalah kata benda dari kata
kerja dokein yang berarti menduga,mengira. Didalam
Alkitab perkataan dogma terdapat juga. Disitu ia berarti: perintah,hukum. Dogma
dapat didefinisikan sebagai hasil penyelidikan orang percaya tentang Firman
Tuhan yang ditentukan oleh Gereja dan
diperintahkan untuk dipercaya. Kesimpulan yang dapat ditarik dari definisi ini
ialah mengenai hal-hal yang berikut:
A.
Ketentuan
Dogma
Dogma mempunyai kuasa dan dogma
ditentukan oleh gereja. Tetapi letak kepastian dogma hanya pada Alkitab.
B.
Dogma
adalah Relatif
Gereja dapat tersesat, maka dogma
yang ditentukan oleh gereja pun dapat salah. Inilah yang menjadikan dogma
relatif. Jadi teranglah, bahwa dogma bukan Firman Allah sendiri, maka tidak
mutlak adanya.
C.
Gereja
yang menentukan Dogma
Gereja yang tidak menjadi pegangan
adalah gereja yang tidak menuruti perintah Tuhan sendiri. Disinilah letak
kewajiban gereja untuk menentukan pelajarannya.
3.
Dogmatika
Dogmatika dapat dibatasi sebagai
berikut: Ilmu Teologi yang menyelidiki dan merumuskan hal-hal yang dinyatakan
didalam Kitab Suci dan yang mencari kesatuan dari hal-hal tersebut.
4.
Metode
Dogmatika
Memandang Kitab Suci sebagai sumber
dogmatika.
Tidak objektif.
Orang mengerjakan juga harus
dipandang penting.
5.
Tempat
Dogmatika didalam seluruh ilmu Teologi
Ilmu Teologi dapat dibedakan menjadi
4 ranting.
Ranting I mempelajari Kitab Suci
sendiri, mencari maksud tiap-tiap nats.
Ranting II mencari buah dari
pernyataan Tuhan, berarti mempelajari keadaan gereja.
Ranting III mempelajari pengakuan
gereja, yaitu penerimaan tentang pernyataan Tuhan.
Ranting IV mempelajari cara-cara
melanjutkan pernyataan Tuhan ke dalam dan keluar gereja.
6.
Bagian-bagian
Dogmatika
a.
Membicarakan pernyataan Tuhan
b.
Menyelidiki isi pernyataan
c.
Membicarakan pernyataan tentang Tuhan Allah di dalam
hubungannya dengan makhluk
d.
Membicarakan pernyataan tentang Tuhan sebagai yang
membangun kembali sesudah segala sesuatu rusak oleh karena dosa.
Bagian 1
Bentuk Pernyataan
1.
PENGERTIAN
PERNYATAAN
Pernyataan berarti penerangan yang
meliputi segenap hidup manusia, bukan hanya kesenian tetapi hidup rohani dan
hidup jasmani selengkap-lengkapnya.
2.
Pernyataan
Umum
Kitab Suci menyatakan bahwa diluar
pernyataan Kitab suci orang juga mempunyai kesadaran tentang Tuhan dan bahwa
Tuhan juga memberikan pernyataan diluar Kitab Suci. Hal inilah yang menimbulkan
pengertian-pengertian pernyataan umum dan pernyataan khusus. Sayang sekali
pengertian pernyataan umum ini kemudian menjadi tersesat.
3.
Pernyataan
Khusus
Pernyataan khusus ialah pernyataan
yang dipakai Tuhan untuk memberikan kepada manusia tentang perbaikan dari
pernyataan umum, memberikan apa yang tidak tercantum dalam pernyataan umum.
Dengan pernyataan khusus Allah tidak hanya menunjukkan jalan,tetapi juga
memberikan kekuatan agar dapat berjalan.
4.
Hal
Kitab suci
A.
Kitab Suci adalah Bagian dari Pernyataan Khusus
Pernyataan khusus ini ialah Kitab
Suci. Jadi pernyataan khusus Kitab Suci diambil dari pernyataan khusus dasar.
Hubungan antara pernyataan khusus dasar dan Kitab Suci erat sekali, tetapi
pernyataan khusus dasar tidak identik dengan Kitab suci.
B.
Bentuk
Kanon
Dogmatika membicarakan Kitab Suci
dalam bentuknya yang asli. Terjemahan-terjemahan dari bentuk asli yang kita
punya sekarang dengan sendirinya disebut Kitab Suci, sepanjang terjemahan itu
sesuai dengan bentuk aslinya. Kitab-kitab asli sudah tidak ada, hal itu hanya
kita terima sebagai kebijaksanaan Allah yang “menghilangkan” kitab-kitab asli
itu. Maka kitab asli hilang tentu ada maksudnya.
C.
Hal
Kanon
Suatu hal yang perlu dibicarakan
adalah hal “kanon” atau “canonicitas” dari Kitab Suci. Arti kanon mula-mula
adalah buluh,ukuran, kemudian daftar kitab-kitab yang dianggap mempunyai
kewibawaan dan oleh karena itu yang diakui sebagai kaidah(norma) hidup. Jadi
dengan arti yang terakhir ini kanon diartikan sebagai Kitab Suci.
D.
Kitab
Suci disebut Firman Tuhan. Apakah artinya?
Yang memfirmankan Kitab Suci ialah
Allah sendiri, maka kekuasaan yang ada didalam Kitab Suci ialah kekuasaan Allah
sendiri. Roh Suci terus menyertai Kitab Suci. Maka dari itu Kitab Suci berkuasa
dan bisa berbuat mujizat-mujizat, kekuatan firman Allah memecah hati orang
keras, membuka mata orang hingga dapat melihat pernyataan Allah. Maka dari itu
melihat Allah sendiri.
E.
Soal
Teopneusti
Pemilihan kata teopneusti karena
teopneusti dipakai oleh Kitab Suci sendiri dan inspirasi,ilham,itu umum sekali.
Objek teopneusti adalah Kitab Suci.
F.
Sifat-sifat
Kitab Suci
Sifat-sifat Kitab Suci ialah:
1.
Kitab
Suci tidak mungkin keliru(Infallibilitas).
Sebagai sifat yang pertama
dibicarakan “tidak mungkin keliru”. Sebab barang siapa menyangkal ini
memindahkan kuasa Tuhan kepada manusia, yang harus mengadili dan menentukan,
bagian-bagian mana dari Kitab Suci yang keliru dan bagian-bagian mana yang
tidak keliru. Kalau demikian maka pegangan kita bukannya lagi Allah, melainkan
orang. Meskipun orang ini seorang
ahli ilmu agama atau ahli apapun, tetaplah ia manusia dengan dosa maka juga
dengan kelemahan-kelemahannya. Dengan demikian pegangan kita juga hanya secara
manusia saja. Kitab Suci tidak mungkin keliru sebab Allah sendiri yang
membuatnya. Janganlah tergesa-gesa memberatkan ilmu pengetahuan yang hanya
merupakan buah pekerjaan manusia saja.
2.
Kitab
Suci adalah syarat mutlak(Necessitas).
Sifat yang kedua ialah sifat yang
disebut syarat mutlak. Kemutlakan ini berhubungan dengan yang dimaksudkan Allah
didalam memberikan Kitab Suci, yaitu agar orang dapat mengenal Tuhan dan
kehendaknNya. Kita harus ingat terus bahwa maksud Kitab Suci ialah Tuhan
sendiri,pengenalan tentang Tuhan, pelayanan terhadap Tuhan. Memang yang
dimaksudkan ini bukannya Kitab Suci selengkapnya dan sebagai bentuk yang genap.
Tetapi Kitab Suci sebagai sumber segala kitab dan segala perkataan yang memberi
pengenalan tentang Allah dan kehendak-Nya.
3.
Kitab
Suci itu berkuasa(Otoritas).
Kitab Suci mempunyai kekuasaan,
lebih tegas mempunyai kekuasaan Allah, maka dari itu kekuasaan yang mutlak. Isi
kekuasaan ini ialah: percayalah,perbuatlah apa yang ada dalam Kitab Suci,sebab
yan dinyatakan dalam Kitab Suci ialah pernyataan Allah sendiri. Kuasa Kitab
Suci adalah kuasa yang tidak mungkin salah,kuasa yang mutlak. Tetapi Kitab Suci
berkuasa terhadap hati orang,pusat hidup orang secara mutlak.
4.
Kitab
Suci itu cukup(Sufficienta).
Roh Suci memberikan Kitab Suci kepada
jemaat segala waktu, dengan sendirinya sebagai sesuatu yang cukup, hingga tidak
usah kita mencari pernyataan lagi diluar Kitab Suci. Maksud Kitab Suci ialah
menyatakan Allah dan kehendak-Nya, sudah cukup tercapai dalam Kitab Suci. Dalam
hal ini Kitab Suci tak usah ditambah. Allah tidak memberi kan pernyataan khusus
yang baru lagi.
5.
Kitab
Suci itu terang(Perspicuitas).
Perlu dinyatakan lagi disini, bahwa
Kitab Suci terang, itu berhubungan dengan maksudnya. Maksud Kitab Suci ialah
menyatakan Allah dan kehendak-Nya. Maka seandainya Kitab Suci tidak terang,
dapat dikatakan bahwa pekerjaan Roh Suci kurang mencapai maksudnya. Hal ini
tidak mungkin. Oleh karena itu kesimpulan hanya: bahwa Kita Suci itu terang.
6.
Kitab
Suci tentu mencapai maksud(Efficax).
Tentu saja disini juga kita harus
mengerti apakah yang dimaksudkan Allah dengan pernyataan-Nya. Kitab Suci adalah
pernyataan tentang Allah, maka maksudnya ialah untuk menyatakan
kemulian,kebijaksanaan,kasih,kebenaran Allah dan lain-lain sifat Allah yang
Maha Mulia. Inilah maksud yang tentu tercapai. Maka harus diakui bahwa Kitab
Suci mencapai maksudnya.
7.
Kitab
Suci merupakan kesatuan(Unitas).
Kalau kita memandang jarak waktu dan
pelaku-pelaku penyuratan kitab-kitab yang terkumpul dalam Kitab Suci, maka
mengherankan sekali, bahwa Kitab Suci merupakan suatu kesatuan. Dari zaman Musa
hingga Yohanes,penulis Kitab Wahyu , kira-kira ada 4000 tahun. Adakah suatu
cita-cita atau pandangan yang sekian tahun umurnya dan merupakan suatu
kesatuan? Akan tetapi Kitab Suci merupakan oleh karena seluruh Kitab Suci
adalah pernyataan Allah Yang Maha
Esa,dan isi Kitab Suci hanyalah satu,ialah Allah sendiri dan perbuatan-Nya
berdasarkan Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu kesatuan itu sempurna
sekali,hingga perkataan-perkataan yang diucapkan beratus-ratus tahun yang telah
lampau terpenuhi secara harfiah pada hidup Kristus.
Bagian II
ISI PERNYATAAN KITAB SUCI
Pasal 1
PERNYATAAN KITAB SUCI TENTANG DIRI ALLAH
1.
Pendahuluan
Judul pasal ini dengan sengaja
dipilih demikian bunyinya: Pernyataan Kitab Suci tentang diri Allah. Oleh
karena tanpa pernyataan ini kita tidak berani membicarakan Allah. Pernyataan yang
diberikan oleh Allah ini sungguhlah pernyataan. Jadi memang menunjukkan sesuatu
mengenai Allah. Dan isi pernyataan ini sudah cukup bagi kita. Cukup untuk
menunjukkan jalan melayani Allah. Oleh karena itu bolehlah kita berbicara
tentang Allah.
2.
Nama-Nama
Tuhan
A.
Apakah
arti “Nama” dalam Kitab Suci?
a.
Yang memberikan nama ialah yang memiliki atau menguasai
sesuatu itu(Kej.2:19 dst. Mzm.49:12). Allah memberikan nama bagi diri-Nya, dan
memberikan hak untuk menyebut akan Dia dengan nama-nama tadi. Jadi berbicara
tentang nama-nama Tuhan berarti berbicara tentang kasih Tuhan yang telah
menjelma dalam Yesus Kristus.
b.
Nama adalah pernyataan dari yang mempunyai. Allah
memberikan nama bagi diri-Nya berarti, bahwa Ia memberikan pernyataan tentang
diri-Nya kepada manusia. Maka nama Tuhan janganlah disebut dengan sia-sia.
B.
Nama-nama
Allah yang Terdapat dalam Kitab Suci
1.
Pertama-tama yang harus dibicarakan ialah nama Yhwh.
Lafal dari nama ini memang tidak diketahui oleh karena sejak kuno memang telah
dilafalkan dengan tanda bunyi Adonai, jadi berbunyi Yehowah. Hal ini justru
oleh karena Yhwh dipandang terlalu suci untuk diucapkan oleh orang karena nama
diri. Dalam Perjanjian Baru kita mendapat nama Kurios yang artinya agak sama
dengan arti Yhwh, meskipun tekanan Kurios terletak pada kekuasaan Tuhan atas
bangsa Israel.
2.
Nama yang mungkin seasal dengan Allah ialah nama eel.
Mungkin asal kata ini ialah ul yang artinya: kuat,kuasa. Eel kerap terbaca
dalam bentuk jamak elohim,untuk memperbesar artinya: Allah adalah yang
Mahakuasa. Nama yang umum pada Perjanjian Baru ialah theos. Sebenarnya nama ini
bukan nama diri,melainkan nama jenis. Maka bagi Tuhan kerap ditambah dengan
kata-kata lai,umpamanya hupsistios dan selanjutnya.
3.
Nama Adonai berarti tuan,yang berhak,umpanya atas
budak-budak pada zaman dahulu. Adona-i artinya tuanku. Dalam perjanjian baru
arti tuan ada dalam nam Despotes.
4.
Nama Bapa dalam perjanjian lama “ab”(Bapa) memang tidak
sebegitu kerap dipakai oleh karena arti Bapa memang sudah termuat dalam Yhwh
juga. Bapa lebih terpakai dalam perjanjian baru,Pater. Dengan 1)Bapa,oknum
pertama dalam Allah Tritunggal, 2)hubungan yang mesra antara Allah dan orang
percaya. Orang percaya diangkat menjadi anak Allah.
3.
Sifat-Sifat
Allah
a.
Allah
adalah Esa
Dalam Kitab Suci keesaan Allah ditekankan
sangat kuat. Tuhan telah memberikan diri dengan umat-Nya Anak-Nya, maka
umat-Nya hanya mempunyai satu Tuhan, yaitu Tuhan yang dalam nama Yesus Kristus
menjadi Tuhan dari umat-Nya. Sifat-sifat Allah yang termuat dalam kesaan-Nya
ialah:
1.
Kebebasan
Allah
Kebebasan Allah inilah yang kerap
kali ditekankan seberat-beratnya dalam agama-agama lain tentang Allahnya. Kitab
Suci pernyataannya sama sekali berbeda. Memang Tuhan adalah bebas mutlak. Akan
tetapi Ia adalah kasih juga. Jadi kebebasan Tuhan tidaklah menjadikan Dia Allah
yang bertindak semau-maunya. Akan tetapi Ia bertindak sesuai pernyataan yang
diberikan-Nya sendiri kepada orang percaya.
2.
Allah
tidak berubah
Allah adalah satu, Ia tetap adanya,
dari kekekalan hingga kekekalan Ia tidak berubah. Bahwa Tuhan tidak berubah
disebut kekal, kalau dihubungkan dengan
waktu dan disebut mahada kalau dihunbungkan dengan tempat.
b.
Allah
adalah Suci
Berhubungan dengan sejarah
penyelamatan maka didalam Perjanjian Lama tekanan lebih terletak pada kesucian
dan didalam Perjanjian Baru tekanan lebih terletak pda kasih Allah .
c.
Allah
adalah Adil dan Benar
Dalam Kitab Suci adil dan benar
dikatakan dengan satu kata, yaitu tsadik dalam Perjanjian Lama dan dikaios
dalam perjanjian Baru. Tsadik artinya berbuat sesuai dengan norma-norma dan
memelihara norma-norma. Keadilan Allah mempunyai sudut yang positif,yaitu
memberi pahala kepada orang yang taat kepada-Nya dan sudut yang negatif ialah
menjatuhkan hukuman atas orang yang bersalah.
d.
Allah
adalah Kasih
Memang dalam Perjanjian Lama, kasih
tidak begitu tampil ke muka. Tetapi bahwa Allah adalah mengasihi umat-Nya,terang
sekali. Memang kasih Allah mengherankan kepada bangsa yang dipilih-Nya. Dalam
Perjanjian Baru kasih itu lebih terang. Norma-norma yang sempurna telah
dipenuhi oleh Adam yang kedua. Keadilan telah terpenuhi. Inilah jalan kasih
Tuhan. Akan tetapi kemudian orang yang dikasihi juga dijadikan suci, hingga
dapat masuk dalam hubungan kasih Tuhan. Jadi kasih Allah tidak disebabkan
adanya sifat pada manusia, melainkan kasih ini memberikan sifat yang
diinginkan. Demikianlah kasih Tuhan terhadap orang percaya.
e.
Allah
Berkuasa
Ia berkuasa untuk menentukan sikap
dan Ia berkuasa untuk melaksanakan kehendak-Nya. Memang kekuasaan adalah sifat
Allah yang penting. Kesimpulan kita disini ialah, bahwa kekuasaan Tuhan tidak
boleh dibicarakan an sich, tercerai dari sifat-sifat Allah lainnya dan tidak
boleh dibicarakan, seakan-akan Ia tidak memberikan pernyataan-Nya, atau
seakan-akan Ia tidak menghiraukan Firman-Nya.
f.
Allah
adalah Mahatahu
Yang dimaksudkan disini ialah bahwa
Allah mengetahui segala sesuatu dan mengenalnya secara mutlak. Segi yang istimewa dari pengenalan Allah
ialah kebijaksanaan. Kebijaksanaan meletakkan tekanan pada efek dari suatu
perbuatan, jadi yang ditekankan disini ialah, bahwa suatu perbuatan, jadi yang
ditekankan disini ialah, bahwa suatu perbuatan mencapai hasil yang baik.
g.
Allah
adalah Mulia
Kemuliaan Allah inilah maksud dari
segala hal. Tujuan dalam sejarah bukannya peninggian atau kemuliaan manusia.
Akan tetapi jalan alam semesta, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, menuju
kepada kemuliaan Tuhan. Memang kemulian Tuhan dengan sendirinya mendatangkan
kebahagian kepada orang percaya.
4.Trinitas
A. Pendahuluan
Baiklah sebelum kita membicarakan
pernyataan tentang Trinitas kita ingat, bahwa kita hanya mempunyai pengenalan
tentang Allah sepanjang dinyatakan oleh Allah sendiri. Bahwa kita hanya dapat
mengenal sepanjang Ia menyatakan diri, ini mendorong Karl Barth untuk
membicarakan Trinitas dalam pendahuluan dari dogmatikanya. Sebelum dogmatika
membicarakan sesuatu tentang Allah, haruslah dimengerti, bahwa yang harus
dibicarakan adalah Allah Tritunggal, Tuhan dalam Yesus Kristus, Allah Anak,
oleh karena Allah Tritunggallah yang menjadi pernyataan yang diberikan kepada
kita. Diluar Yesus hanya ada ilah-ilah buatan manusia. Di Indonesia terutama
kepercayaan tentang Trinitas menjadi batu sandungan bagi agama Islam. Sebab: 1)
segala tekanan dalam agama Islam terletak pada keesaan Allah. 2) agama Islam
bercorak rasionalistis, artinya ratio,akal budi,memberi tekanan
sungguh-sungguh. Oleh karena itu Trinitas ditolak, sebab tidak dapat
dimengerti, bahwa tiga adalah satu dan bahwa satu adalah tiga. Jadi terlalu
gampang kalau dikatakan bahwa satu tak mungkin tiga dan sebaliknya.
B.Pernyataan Kitab Suci Tentang Trinitas
1. Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama yang terlebih
dikemukakan ialah keesaan Tuhan. Untuk
membicarakan pernyataan tentang Trinitas dalam Perjanjian Lama baiklah
kita membagi zaman Perjanjian Lama menjadi dua,yaitu: a) zaman sebelum bangsa
Israel,zaman yang universalistis, dan b) zaman bangsa Israel.
a.
Pernyataan tentang Trinitas pada zaman sebelum bangsa
Israel adalah demikian:
1)
Keesaan Allah yang terutama dinyatakan.
2)
Pernyataan tentang Trinitas tidak ada. Akan tetapi ada
pernyataan, bahwa ada kejamakan okum pada keesaan Allah.
b.
Pernyataan tentang Trinitas pada zaman bangsa
Israel(zaman partikularitis):
Pada zaman ini pernyataan tentang
Trinitas lebih terang dari pada di zaman sebelumnya. Kita dapat membuat
catatan-catatan yang berikut mengenai pernyataan Trinitas pada zaman ini:
1)
Yang sangat jelas ialah pernyataan tentang keesaan Allah.
2)
Ada juga pernyataan tentang oknum kedua, Allah Anak,
yaitu dengan nama: Malak Yhwh, malaikat Tuhan( kej. 16; 18; 28; 31; 32; Yos. 5;
Hak. 6; 13; Yes. 63:9,10).
2.Perjanjian
Baru
Segenap Perjanjian Baru memang
berdasarkan Trinitas. Barangsiapa membaca Perjanjian Baru dan tidak
mencari-cari , maka ia tentu membaca juga, bahwa disini dinyatakan, Yesus
Kristus adalah Anak Allah. Mengenai pernyataan tentang Allah Bapa dapatlah
diletakkan catatan-catatan yang berikut:
Nama Bapa: dalam Perjanjian Lama
“Bapa” menunjuk kepada Yhwh, segenap Trinitas. Dalam Perjanjian Baru “Bapa”
dibedakan dengan oknum Anak dan Roh Suci.
Jadi
kesimpulan yang dapat ditarik dari apa yang tersebut diatas mengenai pernyataan
Trinitas dalam Kitab Suci, ialah:
1)
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memuat pernyataan
tentang Trinitas.
2)
Ketiga oknum dinyatakan dalam keesaan, tapi juga dalam
keistimewaannya.
3) Trinitas
adalah kekal.
4) Ketiga
oknum bekerja sama dalam pencitaan dan penciptaan kembali dengan perbedaan
tugas yang tertentu.
5) Keesaan
Allah tidak dilemahkan sedikit pun oleh pernyataan Trinitas.
C.Serangan-serangan
terhadap dogma Trinitas
Penyangkalan
terhadap satu oknum memang dengan sendirinya juga merupakan penyangkalan
terhadap ketiga oknum, akan tetapi tiap serangan toh diarahkan kepada satu
oknum. Maka kita dapat membeda-bedakan sebagai berikut:
1. Serangan-serangan
terhadap oknum Allah Bapa.
2. Serangan-serangan
terhadap oknum Allah Anak.
3. Serangan-serangan
terhadap oknum Roh Kudus.
4. Serangan-serangan
terhadap hubungan antara ketiga oknum dalam Trinitas.
D.Akibat
serangan-serangan terhadap dogma tentang Trinitas
Serangan-serangan
diatas memaksa Gereja untuk dan mencari rumusan-rumusan , agar penyelewengan
jangan sampai berpengaruh dan pada masa kemudian dapat dihindarkan. Rumusan
Gereja yang pertama ialah yang diberikan oleh Konsili di Nicea. Rumusan ini
kemudian ditegaskan lagi dalam sahadat Niceano-Constantinopolitanum. Dalam
rumusan sahadat Niceano-Constantinopolitanum ini teranglah bahwa kedua segi
dipegangi, yaitu unitas dan trinitas Allah.
1.
Keesaan
Keesaan
Allah itu bagi Gereja dari abad-abad pertama adalah sesuatu yang mahapenting.
Memang dalam Kitab Suci keesaan Allah terang sekali. Sebutan “Yhwh” dalam
Perjanjian Lama sering dalam Perjanjian Baru dikenakan kepada Kristus.
Teranglah dengan hal ini bahwa
pernyataan Allah sungguh-sungguh menekankan keesaan Allah.
2.
Ketigaan
Akan
tetapi ketigaan oknum Allah juga terang sekali dinyatakan dalam Kitab Suci.
Ketiga oknum didalam Kitab Suci dibeda-bedakan. Pertama-tama pembedaan ini
mengenai sebutan yaitu Bapa.Anak dan Roh Kudus. Sebutan ini menunjukkan kepada
nisbah, hubungan, yaitu bahwa Allah Bapa adalah Bapa, Allah Anak adalah Anak
yang tunggal, jadi ada hubungan antara yang melahirkan dan yang dilahirkan.
Akan tetapi hubungan ini tidak rdapat kita pikirkan lebih lanjut sebab “lahir”
ini tidak dapat kita samakan dengan “lahir” dalam hidup manusia, oleh karena
kedua oknum, baik Bapa maupun Anak, adalah kekal.
3.
Roh
Kudus
Tentang
kesatuan dalam hakikat Roh Kudus dengan Allah juga dinyatakan dalam Kitab Suci.
Lagi pula Roh Kudus adalah kekal juga. Jadi pernyataan Kitab Suci memang
mengatakan bahwa Allah adalah esa dan beroknum tiga.
4.
Jabatan
Oknum-oknum
Jabatan-jabatan
ini tidak baru ada sesudah atau bersama-sama dengan penciptaan. Sebelum
menciptakan tentu Allah sudah mempunyai bagan rencana. Hal ini akan dibicarakan
kelak. Tetapi secara sepintas lalu dapat dikatakan beberapa petunjuk tentang
hal ini.
5.
Kesimpulan
Kesimpulan
kita ialah, bahwa Kitab Suci memang memuat pernyataan tentang Trinitas.
6.
Pada
akhirnya kita mengucapkan syukur kepada Allah bahwa kita diberi pernyataan
tentang Trinitas
Dalam
Alkitab dinyatakan bahwa Allah Sang Bapa yang merencanakan penyelamatan, Allah
Anak yang melaksanakannya dan Allah Roh Kudus yang mengenakannya kepada
manusia.
7.
Filioque
Perbedaan
dalam hal filioque ini mengakibatkan perpecahan antara Gereja Barat dengan
pusatnya di Roma dan Gereja-gereja Eropa Timur dengan pusatnya diberbagai
tempat yang disebut Gereja-gereja Ortodoks.
Pasal II
Pernyataan
Kitab Suci Tentang Pekerjaan Allah
1.
Pendahuluan
Sesudah
kita membicarakan pernyataan Kitab Suci tentang Tuhan Allah sendiri, maka
sekarang kita membicarakanhal pekerjaan-Nya.
2.
Praedestinasi
Praedestinasi
adalah penentuan Tuhan tentang siapa yang akan percaya dan selamat dan tentang
segala jalan kepada keselamatannya itu.
3.
Kejadian
Agama-agama didunia banyak yang tidak mempunyai
pengetahuan hal terjadinya langit dan bumi, terjadinya segala sesuatu.
4.
Pekerjaan
Tuhan Allah: Hal Malaikat
Oleh
karena yang bukan makhluk atau yang tidak diciptakan itu hanya Tuhan Allah
sendiri, maka malaikat itu tentu diciptakan oleh Allah. Malaikat juga disebut
putera Allah. Nama itu menunjukkan bahwa malaikat hidupnya selalu dekat dengan
Tuhan Allah dan terus penuh cinta. Malaikat juga disebut penjaga,para suci, dan
roh. Jika kita membaca Kitab Suci kita dapat mengerti apakah pekerjaanpekerjaan
para malaikat, yaitu ringkasannya: melayani Tuhan Allah.
5.
Hal
Terjadinya Manusia
Manusia
itu berbeda sekali dengan makhluk-makhluk lainnya. Tuhan Allah waktu menjadikan
makhluk-makhluk lainnya hanya berfirman,tetapi saat menciptakan manusia Ia
bemusyawarah.
6.
Pelanjutan
Pekerjaan Allah
Tuhan
memelihara alam seisinya dan segala sesuatu dalam alam Allah yang memerintahnya.
7.
Hal
Dosa
Datangnya
dosa tidak diluar pekerjaan Tuhan. Pertama-tama dosa datang diantara malaikat.
8.
Perjanjian
Penyelamatan dan Perjanjian Anugerah
Perjanjian
Penyelamatan adalah Perjanjian antara tiga oknum didalam Allah yang mahaesa.
Perjanjian anugerah adalah kenyataan dari perjanjian penyelamatan.
9.
Pernyataan
Kitab Suci Tentang Kristus(Kristologi)
Kalau kita
membicarakan Tuhan Yesus Kristus, baik kita membedakan dua hal:
a. Oknum
Tuhan Yesus Kristus
b. Pekerjaan
Tuhan Yesus Kristus
10.
Pekerjaan
Roh suci
Deretan
pekerjaan Roh Suci ialah: panggilan, kelahiran kedua kali, percaya, tobat,
pembenaran, penyucian. Sudah barang tentu urut-urutan ini tidak pasti nampak.
11.
Pernyataan
Kitab Suci
Wujud dari
Perjanjian Anugerah ialah Gereja. Gereja adalah persekutuan orang-orang kudus
yaitu persekutuan orang-orang yang menjadi suci kembali dihadapan Allah oleh
karena perbuatan Tuhan Yesus Kristus. Kitab Suci Perjanjian Baru mempergunakan
perkataan ekklesia bagi gereja. Kitab Perjanjian Lama memakai perkataan kahaal.
Kedua kata itu berisikan, bahwa gereja adalah persekutuan dari orang-orang yang
telah terpanggil,telah dikumpulkan.
12.
Eskatologi
Eskatologi
adalah bagian dogmatika, yang membicarakan pernyataan Kitab Suci tentang
hal-hal yang terjadi sesudah orang meninggal dan hal-hal yang akan terjadi pada
zaman yang terakhir( ta eschata = hal-hal yang terakhir). Hal yang mahapenting
yang harus diperhatikan sungguh-sungguh dalam memikirkan eskatologi ialah,
bahwa cara berpikir kita harus selalu teosentris.
Kelebihan buku :
buku ini sangat menarik karena pembahasannya tentang isi pernyataan Kitab Suci.
Banyak pembahasan akan pernyataan Kitab Suci dalam buku yang bisa kita
pelajari.
Kekurangan buku :
bahasanya masih menggunakan bahasa yang lama dan dalam penyampaian buku ini
terlalu berbelit-belit.
Pendapat pribadi :
saya sangat tertantang untuk mempelajari buku Ikhtisar Dogmatika. Buku ini
banyak menyajikan hal-hal mengenai dogma,kitab suci. Dengan mempelajari buku
ini akan menambah banyak pengetahuan saya pribadi.
Posting Komentar untuk "RANGKUMAN BUKU IKHTISAR DOGMATIKA"