Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

keselamatan dan pengenalan akan Allah



KESELAMATAN DAN PENGENALAN AKAN ALLAH
            Dalam pengajaran kekristenan terdapat dua hal yang penting, yaitu mengenai keselamatan dan pengenalan akan Allah. Kedua hal ini memiliki hubungan yang berkaitan. Dalam arti saat seseorang sudah menerima keselamatan itu, ia juga memiliki tanggungjawab untuk mengenal Allah. Dengan tujuan untuk membangun suatu relasi antara si Pemberi keselamatan dengan si penerima keselamatan. Keselamatan adalah pembebasan dari bahaya atau penderitaan. Menyelamatkan adalah melepaskan atau melindungi. Kata ini mengandung makna kemenangan, kesehatan, atau kelangsungan hidup. Kadang penulisan Alkitab mempergunakan kata diselamatkan atau keselamatan untuk menunjuk pada kelepasan fisik yang bersifat sementara, seperti misalnya dilepaskannya Paulus dari penjara (Filipi 1:19).    Lebih sering, kata keselamatan berhubungan dengan kelepasan rohani yang kekal. Ketika Paulus memberitahu kepala penjara Filipi bagaimana dia dapat diselamatkan, Paulus menunjuk pada keadaan yang kekal (Kisah 16:30-31). Yesus menyamakan diselamatkan dengan memasuki kerajaan Allah (Matius 19:24-25). Keselamtan menurut Kristen artinya diselamatkan dari “murka”; yaitu dari penghakiman Allah terhadap dosa (Roma 5:9;1 Tesalonika 5:9). Dosa memiliki dampak  terputusnya hubungan manusia dengan Allah, konsekuensi dosa adalah kematian (Roma 6:23). Keselamatan dalam Alkitab menunjuk pada pelepasan dari konsekuensi dosa dan karena itu meliputi penghapusan dosa. Dalam proses penyelamatan tersebut, Allah melakukan intervensi yang untuk menghapuskan dosa (2 Timotius 1:9; Titus 3:5), melalui Yesus (Yohanes 3:16). Secara khusus, adalah kematian Yesus di atas salib dan kebangkitanNya yang menghasilkan keselamatan manusia (Roma 5:10; Efesus 1:7). Keselamatan ada karena anugerah atau hadiah yang tidak layak didapatkan manusia  dari Allah (Efesus 2:5, 8), dan hanya tersedia melalui iman di dalam Yesus Kristus (Kisah 4:12). Manusia  diselamatkan melalui iman percayanya kepada Yesus Kristus.            Pertama-tama kita mesti mendengar Injil (kabar baik) mengenai kematian dan kebangkitan Yesus (Efesus 1:13). Kemudian kita mesti percaya dan menerima Yesus secara penuh (Roma 1:16). Hal ini meliputi pertobatan, perubahan pikiran mengenai dosa dan Kristus (Kisah 3:19), dan berseru kepada nama Tuhan (Roma 10:9-10, 13). Penekanan mengenai keselamatan adalah memang murni pemberian atau anugerah dari Allah untuk manusia, bukan karena usaha setiap manusia untuk memperoleh keselamatannya. Setelah manusia menerima keselamatan, Allah juga ingin agar manusia mengenal diri-Nya. Ada pertanyaan bahwa “mengapa kita harus berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal Allah? alasannya adalah:
1.                   Sebagaimana kita mengenal Allah seperti itulah kita akan memperlakukan Dia. Jika kita mengenal seseorang sebagai penipu kita akan memperlakukan dia sebagai penipu. Jika kita mengenal seseorang sebagai orang yang terhormat, kita akan memperlakukan orang itu sebagai orang terhormat. Sebagaimana kita mengenalnya demikianlah kita akan memperlakukannya. Prinsip itu berlaku dalam pengenalan akan Allah. Banyak orang Kristen memperlakukan Tuhan secara salah karena mereka tidak mengenal Allah dengan benar. Banyak orang ‘mencurigai’ Allah, padahal Allah tidak pantas dicurigai, karena Dia adalah Allah yang benar. Jika kita mengenal Allah sebagai “Sang Kebenaran” kita tidak akan pernah mencurigai Dia, apa pun yang kita alami.
2.                   Semakin kita mengenal Allah semakin kita mudah untuk percaya dan mempercayakan diri kepada-Nya. Kepercayaan muncul dari pengenalan. Kita tidak dapat percaya dan mempercayakan diri kepada orang yang baru dikenal. Demikianlah dengan Tuhan. Semakin kita mengenal Dia, semakin mudah kita percaya dan mempercayakan diri kepada-Nya.
3.                   Semakin kita mengenal Allah semakin kita akan diubah menjadi seperti Dia. Kita selalu menjadi seperti orang yang kita kenal dan kagumi. Jika kita mengenal dan mengagumi seseorang, sadar atau tidak sadar, lama kelamaan kita akan menjadi seperti dia; baik cara bicara, perilaku, atau gerak-geriknya. Semakin kita mengenal dan mengagumi Allah, tanpa sadar kita akan berubah menjadi seperti dia. Ini bukan sesuatu yang dibuat-buat, tapi terjadi begitu saja.
4.                   Semakin kita mengenal Allah semakin kita akan hidup, bertumbuh, dan menghasilkan buah. Jika kita mengenal Dia,
Kita bisa mengenal Allah melalui:

1. Hati untuk mengenal Allah.


“Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya.” (Yer. 24:7)
Hati untuk mengenal Allah diberikan saat kita lahir baru, hanya permasalahannya itu harus ditumbuh
kembangkan. Ada yang dapat menumbuhkannya dengan baik, sehingga mereka semakin mengenal Allah, tetapi tidak sedikit yang gagal menumbuhkannya.  

2. Pengajaran dari Allah (bukan tentang Allah).

“Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” (Hosea 4:6)
Hati untuk mengenal Allah akan bertumbuh dengan pesat jika kita menerima pengajaran yang bersumber dari Allah, bukan pengajaran tentang Allah. Jika kita menguasai pengajaran tentang Allah, kita akan mengetahui Allah tetapi bukan mengenal Allah. Kita perlu pengajaran yang bersumber dari Allah, Allah sendiri yang berfirman, maka kita akan mengenal Allah.
3. Roh Hikmat dan Wahyu.

“Aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” (Efesus 1:16-17).
Roh hikmat dan wahyu memungkinkan kita akan mengenal Allah, karena hikmat dan wahyu bersumber dari Allah.

Posting Komentar untuk "keselamatan dan pengenalan akan Allah"