Tafsiran Kisah Para Rasul 6
TAFSIRAN
KISAH PARA RASUL 6:1-15
PELAYANAN
PENUH KUASA
Hasil laporan ini diserahkan kepada Sekolah
Tinggi Teologi “INTHEOS” Surakarta
sebagai syarat memenuhi Mata Kuliah
Tafsir Perjanjian Baru II
Oleh:
Gersom Kurniawan
Natanael Apriyanto Tarigan
Donny P
Thetaf Bangkit
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
“INTHEOS”
SURAKARTA
2015
TAFSIRAN KISAH PARA RASUL 6:1-15
Analisa Teks
Batasan Teks
Kisah Para Rasul pasal 6 terdiri dari 15 ayat. Dalam judul
kami memberi judul tafsiran Kisah Para Rasul 6:1-15. Namun disini kami memberikan
batasan teks dari ayat 3 merupakan
batasan teks atas dan ayat 10 merupakan
batasan teks bawah.
Anotasi
Teks
Pada ayat 3 terdapat kata
“episkepsaste” yang berbentuk verb 2
plural aorist middle imperative (kata kerja kedua jamak sedang terjadi aktif
sama dengan kata pasif perintah) ,
yang memiliki arti “pilihlah atau tiliklah”. Asal kata dari episkeptomai muncul 11 kali dalam
Perjanjian Baru yang berarti menilik, mengunjungi, memilih, merawat, datang
menolong. Bersifat aorist yang
berarti peristiwanya sudah terjadi sekali dan akan terulang dan kata ini juga
bersifat middle yang artinya adalah
aktif dengan kata pasif kata tersebut juga merupakan suatu perintah. Maksudnya
adalah pengertian menilik. Mengunjungi, memilih, merawat, datang menolong
memiliki artian suatu perintah yang bersifat aktif dan juga pasif, perintah
tersebut memang bersifat terjadi sekali tetapi dampaknya masih berlanjut sampai
sekarang. Kata selanjutnya adalah “plereis pneumatos” yang berbentuk adjective masculine plural accusative no
degree (for plereis), noun neuter
singular genetive (for pneumatos). Asal kata dari pleres muncul 16 kali yang berarti penuh, sepenuhnya. Kata ini
berbentuk kata sifat maskulin jamak objek tanpa keterangan. Kata penuh,
sepenuhnya memiliki artian kata sifat dari suatu objek yang maskuline berjumlah jamak. Kata pneumatos berasal dari kata “pneuma”
yang muncul 379 kali yang berarti nafas, angin, roh, dan sikap. Kata ini
berbentuk kata benda netral tunggal milik/kepunyaan.
Terjemahan
Penulis
Disini penulis memberi terjemahan
akhir dengan mempertimbangkan bahasa aslinya,
Ayat.3 “jadi pilihlah hai saudara-saudara, orang-orang
dari kamu yang dikatakan baik tujuh orang, yang penuh Roh dan hikmat, yang kami
akan mengangkat atas tugas ini”
Ayat.4 “tetapi kami sendiri, akan bertekun dalam doa
dan dalam pelayanan Kabar Baik”
Ayat.5 “lalu perkataan itu menyenangkan bagi seluruh
jemaat itu, maka mereka memilih Stefanus seorang yang penuh dengan iman dan Roh
Kudus dan Pilipus dan Prokhorus dan Nikanor dan Timon dan Parmenas dan Nikolaus
penganut agama Yahudi orang Anthiokia.
Ayat.6 “ Rasul-rasul
menyuruh mereka berdiri di depan dan setelah berdoa mereka(rasul-rasul)
meletakkan tangan atas mereka”
Ayat.7 “Maka Injil
dari Allah terus tersebar dan jumlah murid-murid di Yerusalem bertambah dan
sejumlah besar imam-imam menjadi percaya.”
Ayat.8 “adapun
Stefanus penuh dengan anugerah dan kuasa melakukan keajaibab-keajaiban dan
tanda besar di antara rakyat”
Ayat.9 “tetapi
beberapa orang datang dari jemaat sinagoge yang dipanggil orang-orang bebas
yaitu orang-orang Kirene dan orang-orang Aleksandria beserta dari Kilikia dan
dari Asia berdebat dengan Stefanus”
Ayat.10 “tetapi tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh
yang berbicara”
Terjemahan
pembanding
Ditulis dalam Terjemahan Lama
6:3 Sebab itu, hai Saudara sekalian, pilihlah di antara
kamu tujuh orang yang terpuji dan penuh dengan Rohulkudus dan hikmat, yang
dapat kami wakilkan atas pekerjaan ini.
6:4 Tetapi kami ini kelak tetap di dalam doa dan di dalam
hal menjalankan firman itu."
6:5 Maka perkataan ini diperkenankan oleh sekalian orang
banyak itu, lalu memilih Stepanus, yaitu seorang yang penuh dengan iman dan
Rohulkudus, dan lagi Pilipus, dan Prokhorus, dan Nikanor, dan Timon, dan
Parmenas, dan Nikolaus, yaitu seorang mualaf asalnya dari negeri Antiokhia.
6:6 Maka sekalian orang itu dibawanya menghadap
rasul-rasul; lalu rasul itu pun berdoa, dan meletakkan tangannya ke atas mereka
itu.
6:7 Maka makin masyhurlah firman Allah itu, dan bilangan
murid-murid pun bertambahlah banyak di Yeruzalem; dan amatlah banyak imam juga
taat kepada iman.
6:8 Maka Stepanus yang penuh dengan anugerah dan kuasa
itu pun mengadakanlah beberapa mujizat dan tanda ajaib yang besar di antara
kaum.
6:9 Tetapi beberapa orang yang terhisab kepada rumah
sembahyang, yang dikatakan rumah sembahyang orang Libertini dan orang Kireni
dan orang Iskandaria dan lagi orang Kilikia dan Asia, bangkit berbalah-balah
dengan Stepanus.
6:10 Maka tiada dapat mereka itu melawan yang dikatakannya
dengan hikmat dan Roh itu.
Evaluasi Terjemahan
Dalam
ayat 3 dalam terjemahan baru ditulis dengan kata “Roh”, tetapi dalam terjemahan
Lama ditulis dengan kata “Roh Kudus”. Penulis setuju dengan terjemahan baru
sebab dalam teks asli kata Roh ditulis dengan kata pneumatos yang berarti “Roh’ sebenarnya bisa ditulis sebagai Roh
Kudus/ Roh Allah tetapi penulis cenderung menggunakan kata Roh dengan alasan
pneumatos tidak disertai dengan kata hagios
yang berarti kudus. Disini penulis bukan berarti mengartikan kata pneumatos
hanya Roh saja namun penulis ingin memperjelas kepada pembaca bahwa kata pneuma
dan hgios bisa berdiri sendiri.
Bentuk
Konteks
Umum
Teks ini
berbicara mengenai pemilihan tujuh pelayan meja kepada janda-janda. Tujuh orang
itu adalah Stefanus, Filipud, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus
dan mereka di doakan oleh rasul-rasul yang kemudian rasul-rasul meletakkan
tangan atas mereka sebagai simbol memberi urapan sebelum mereka terjun ke
palayanan meja yang sebenarnya.
Konteks
Khusus
Konteks
Dekat
Ketidakpuasan
orang-orang yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena terjadi
pengabaian pembagian berkat.
Konteks
Jauh
Terdapat
pada jemaaat mula-mula yang sehati dan sejiwa untuk menjual tanah dan rumahnya
dan hasil penjualan itu mereka bagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan
keperluannya.
Sitz
Im Leben (Setting In Life)
Terjadi di
Yerusalem pada pemerintahan Herodes Agripa I. Umat gereja di Yerusalem sebagian
besar adalah Orang Yahudi, meskipun mereka terdiri dari dua golongan yaitu,
orang-orang Ibrani dikalangan Yahudi Palestina dan Orang-orang Helenis di
kalangan Yahudi diaspora. Ini merupakan masalah pertama dalam pelayanan meja
pertama dalam pembagian berkat kepada janda-janda.
Jenis
teks
Teks ini
masuk dalam Teks Sejarah ditulis pada tahun 30-60 Masehi. Karena urutan periode
yang tercakup dalam KPR berlangsung sejak penyaliban Kristus hingga akhir masa
penahan Paulus di Roma.
Ragam
Teks
Dalam
teks memiliki Ragam Teks yang bersifat Parametis (Nasihat). Tertulis dalam ayat
3- 5:
6:3 Karena itu,
saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan
yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,
6:4 dan supaya
kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
6:5 Usul itu
diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang
penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan
Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
Dalam
3-5 terdapat kalimat nasehat yang tecetak seperti berikut ini,:
-
Pilihlah
-
Usul
itu diterima
Tempat dan Waktu
Sosial
Janda-janda miskin yang mendapat
berkat dari hasil penjualan tanah atau rumah jemaat mula-mula. Terjadi
perdebatan antara Stefanus dengan Jemaat Yahudi yang disebut Jemaat Orang
Libertini (kumpulan orang-orang dari Kirena dan Aleksandria).
Budaya
Yudaisme dan Helenisme. Yudaisme
adalah penganut ajaran Hukum Taurat. Helenisme adalah penganut ajaran Yunani
Kuno (dewa-dewa Yunani Kuno).
Geografis
Yerusalem. Yerusalem
adalah tempat permulaan kekristenan. Di Yerusalem Yesus Kristus disalibkan dan
dibangkitkan dari antara orang mati. Juga di Yerusalem, Kristus yang dimuliakan
mencurahkan Roh Kudus atas para murid-Nya pada hari Pentakosta (pasal Kis 2:1-47). Dari kota itu amanat
Injil Yesus Kristus menyebar "hingga ke ujung-ujung bumi" (Kis 1:8; bd. Luk 24:47). Gereja di Yerusalem menjadi
gereja induk dari semua gereja dan gereja pusat para rasul (Kis 1:12-26; Kis 8:1). Ketika muncul pertentangan
pendapat mengenai apakah orang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus harus
disunat, di Yerusalemlah sidang gereja yang pertama berkumpul untuk
menyelesaikan masalah ini (Kis 15:1-31; Gal 2:1-10).
Politik
Pemerintahan Herodes Agripa I. Agripa I (10 SM - 44 M)
merupakan penguasa Yudea, cucu dari Herodes Agung, dan anak dari Aristobulus IV dan Bernike.
Nama aslinya adalah Marcus
Julius Agrippa, dan dia adalah raja
yang disebut Herodes dalam Kisah
Para Rasul 12, "Herodes
(Agripa)" (Ἡρώδης Ἀγρίππας). Menurut Josephus,
ia dikenal sebagai "Agripa Agung" pada zamannya. Ia menyuruh bunuh rasul Yakobusdan
memenjarakan rasul Petrus
(Kis.12).
Ekonomi
Pekerjaan jemaat pada masa itu
adalah Petani (4:37 Ia menjual ladang)
Tafsiran
Kis.6:3 Penuh Roh dan Hikmat
1. Ungkapan penuh dengan Roh Kudus mengungkapkan suatu sifat
atau keadaan yang berkesinambungan di dalam orang percaya yang diakibatkan oleh
kepenuhan Roh Kudus.
2. Istilah dipenuhi dengan Roh Kudus dipakai dengan tiga
pengertian sebagai berikut;
a.
Itu
untuk menunjukkan penerimaan baptisan dalam Roh Kudus.
b.
Untuk
menunjukkan pemberian kuasa kepada seorang atau orang-orang percaya pada saat
tertentu untuk berbicara di bawah naungan Roh Kudus.
c.
Untuk
menunjukkan suatu pelayanan nubuat umum yang diilhami atau diurapi Roh Kudus
tanpa menyebutkan masa pelayanan tersebut.
3. Setelah menerima baptisan dalam Roh pertama kali, orang
percaya yang dengan setia hidup dalam Roh, sambil mematikan kehidupan daging.
Dapat digambarkan sebagai “penuh dengan Roh Kudus”, yaitu
memelihara kepenuhan Roh yang mendiami diri mereka. Juga mereka yang memelihara
kepenuhan Roh boleh menerima pengisian baru dengan Roh untuk suatu maksud atau
tugas tertentu khususnya suatu kesanggupan ilahi untuk berbicara di bawah
dorongan Roh Kudus.
Scopus
(Tujuan Penulisan)
Kisah Para Rasul adalah buku kedua dari tulisan Lukas,
maka masuk akal jika orang percaya menduga bahwa tujuan penulisan jelas
dinyatakan dalam pembukaan injil lukas akan berlaku pada kitab ini. Tujuan
utama injil lukas bersifat sejarah dan hal ini dianggap sebagai tujuan utama
kisah para rasul, lepas dari tujuan lain lepas dari penyusunannya.
Kisah
Para Rasul sebagai suatu kisah sejarah
Dapat dikatakan bahwa lukas memiliki keinginan karyanya
bersifat sejarah. Karna jangkauan subjek sangat luas, ia bersikap selektif.
Catatan sejarah sebelum kisah kehidupan dan Karya Paulus agak terpotong-potong
dan mengesankan lukas ingin sampai pada paulus secepat mungkin.
Kisah
Para Rasul sebagai Karya Roh Kudus
Injil Lukas-Kisah Para Rasul harus dianggap sebagai satu
kesatuan, dan karena Kitab pertama memiliki sikap injil, maka kitab harus
dilihat dari terang ini. Bagi penulis, kesadaran akan aktivitas ilahi dibalik
semua peristiwa ini sangat penting, sehingga ia sangat menekankan karya Roh
Kudus.
Kisah
Para Rasul sebagai Suatu Apologia
Dalam rumusan di atas belum menjelaskan beberapa materi
yang Lukas pilih sehingga beberapa theolog mengusulkan tujuan apologetika.
Penulis tampaknya mau menunjukkan kaitan erat antara Kekristenan dan Yudaisme
pendahulunya. Orang-orang Kristen dan Paulus sendiri masih melaksanakan
tuntutan upacara Yahudi.
Kisah
Para Rasul sebagai Dokumen Theologis
Theolog melangkah lebih jauh dan melihat Lukas sebagai
sejarawan yang sepenuhnya dikuasai oleh maksud theologis. Narasinya tidak
dilihat sebagai rekaman peristiwa tetapi sebagai tafsiran atas peristiwa.
Haenchen menegaskan teori serupa tetapi melihat Kisah para rasul sebagai karya
yang mendidik, di mana penulis memakai sarana sastra untuk menolong pembacanya
mengingat semua peristiwa ini, dan untuk itu, ia memakai materi yang ia miliki
dengan kebebasan yang cukup besar.
Aplikasi
Jadi
dalam kehidupan gereja mula-mula untuk menentukan para pelayan para rasul tidak
mengambil keputusan sendiri, sekalipun mereka mempunyai kuasa mutlak untuk
menentukan keputusannya. Prinsip-prinsip yang dapat dipelajarai bagi gereja masa kini
antara lain: pertama: demokrasi. Kedua: murid-murid atau anggota jemaat
memilih, ketiga; para murid atau
anggota jemaat mengusulkan.
Hal
yang menarik dari bagian ini murid-murid memilih para diaken tidak asal memilih
atau like dislike, akan tetapi para rasul memberikan beberapa syarat antara
lain;
Pertama;
terkenal baik, kata Yunani marturoumenous
berasal dari kata martureo yang
berarti kesaksian yang baik, membuktikan hidupnya baik, mempunyai kesaksian
hidup yang berkualitas.Sebagai diaken mempunyai of good reputation (mempunyai reputasi yang baik).Kata itu
mempunyai arti laki-laki yang dapat
menghasilkan kesaksian yang baik dalam tingkah laku, tutur kata dan
percakapan.Orang yang bebas dari skandal, orang-orang yang berintegritas, dan
orang-orang setia,sebagai orang-orang yang dapat dipercaya, tidak cacat di
dalam persekutuan, tetapi sebaliknya orang yang dibicarakan kebajikannya dan
patut dipuji.
Kedua;
Mereka harus penuh Roh Kudus, mempunyai karunia-krunia Roh Kudus yang
dibutuhkan dalam pelayanan meja, sehingga pelayanan mereka efektif dan menjawab
kebutuhan yang dilayani. Mereka tidak hanya laki-laki yang jujur, tetapi mereka
harus menjadi orang ng mempunyai kemampuan karena dipimpin oleh Roh Kudus dan
orang mempunyai keberanian dalam melayani, orang-orang yang takut akan Allah oleh Roh Kudus, orang-orang
memperjuangkan kebenaran, dan membenci ketamakan. Mereka orang dipimpin oleh
Roh Kudus dalam hidupnya dan pelaynannya.
Dan
ketiga; Mereka harus penuh dengan hikmat. Syarat menjadi
diaken tidak cukuphanya mereka penuh Roh kudus dan dikenal baik, tetapi mereka
harus berhati-hati, bijaksana, orang yang tidak dapat berkompromi dengan dosa,
syarat ini ada kaitannya dengan penuh dengan Roh Kudus, karena penuh dengan Roh
Kudus mereka akan menjadi bijaksana.Walaupun kata bijaksana yang diberikan oleh
Roh, sebagai bentuk kata yang berbeda dengan kata pengetahuan oleh Roh (1 Kor
12:8). Hikmat ini
seperti orang yang dapat dipercaya oleh orang lain dengan uang, ia akan setia
menggunakan uang tersebut tepat dan hemat. Hikmat di sini juga bisa berarti
orang yang telah memahami Firman Tuhan (Mzm 119:98-100) dan orang yang takut
akan Tuhan (Ams 1:7).
Jadi
pemilihan para pelayan, diaken, ketua-ketua komisi, departemen yang dilakukan
oleh gereja bukan dengan cara yang didaktor, tetapi dengan demokratis dan bukan
berarti bebas mutlak. (mungkin demokrasi terarah)
Catatan:
diaken berjumlah 7 orang (hepta – seven
men) bukan berarti diaken gereja harus tujuh dan laki-laki. Ini terjadi
karena pada saat itu perempuan dianggap subordinasi terhadap laki-laki,
sehingga diaken harus laki-laki.Dan diaken harus berjumlah 7 orang. Sebab angka
tujuh ini bukan lambang yang harus diartikan angka sempurna, seperti dalam
kitab-kitab yang lain yang harus diartikan demikian.
Para
diaken itu antara lain:
Stefanus,
seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, ia mempunyai iman yang kuat dalam ajaran
Kristus, dan penuh dengan hikmat dan ternal baik,penuh kesetiaan, penuh keberanian, karena ia penuh dengan Roh Kudus, karunia-Nya
dan rahmat-Nya memimpin hidupnya. Dia adalah seorang pria yang luar biasa, dan
unggul dalam setiap hal yang baik; namanya menandakan sebuah mahkota.Sebab kata stephanos berarti sebuah mahkota. Nama
Stefanus dijelaskan agak panjang dibanding dengan nama-nama yang lain, karena
Lukas ingin menonjolkan Stefanus yang nanti akan diuraikan secara rinci oleh
Lukas dalam Kisah Para Rasul 7. Nama Filipus diletakkan
berikutnya, karena ia, telah menggunakan
jabatansebagai seorang diakon dengan baik, dengan demikian memperoleh gelar
diakon yang baik,yang kemudian dalam pasal 8 ia ditahbiskan menjadi
seorang penginjil, yang menjadi teman dan asisten para rasul, begitu ia secara
tegas disebut dalam pasal 21:8.Dan Filipus berkhotbah dan membaptis (8:12) yang
jelas bukan sebagai diakon (jabatan yang melayani
meja, bertentangan dengan kata
pelayanan), tetapi sebagai seorang penginjil. Mungkin ia meninggalkan
jabatan sebagai diakon karena lebih suka menjabat sebagai penginjil dan
pengkhotbah. Prokhorus, Nikanor, Timon,Parmenas dan Nikolaus, seorang
penganut agama Yahudi dari Antiokhia.Ada beberapa orang mengatakan, bahwa Nikalaus
kemudian merosot moralnya (sebagai Yudas di antara ketujuh diakon) dan adalah
pendiri sekte yang disebut aliran
Nikolaus (Why. 2:6, 15), dan Kristus mengatakan hal yang dibenci. Semua
nama ketujuh dari para diakon adalah nama-nama Yunani, ini berarti bahwa mereka
berasal dari kelompok yang merasa diperlakukan tidak adil. Betapa bijaksananya
para rasul pada saat itu. Sekalipun para rasul tidak menjabat sebagai diakon
akan tetapi para rasul menyelesaikan masalah yang terjadi gereja yang kaitannya
dengan pelayanan meja. Perhatikan gereja
mula-mula atau para rasul menaruh hati dan peduli kepada semua orang, termasuk
orang-orang miskin.Sebagai gereja atau hamba Tuhan masa kini tentunya tambah
peduli dengan orang-orang yang tidak berdaya. Gereja yang sehat dan diberkati
oleh Tuhan adalah gereja yang peduli akan semua orang, termasuk orang-orang
miskin.
Posting Komentar untuk "Tafsiran Kisah Para Rasul 6"