Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

APLIKASI PENGAJARAN RASUL PAULUS BAGI GEREJA

BAB II
APLIKASI PENGAJARAN RASUL PAULUS
BAGI GEREJA MASA KINI
            Jika berbicara mengenai aplikasi tentunya akan berujung kepada suatu penerapan. Dalam pengajarannya Paulus banyak melakukan suatu kajian teologi dan salah satunya adalah mengenai ekklesiologi. Banyak hal yang telah diajarkan Paulus mengenai gereja. Tentunya dalam setiap suratnya terkandung hal-hal yang unik mengenai gereja. Namun karena begitu banyaknya surat Paulus, yang menjadi pertanyaannya adalah yang mana yang harus diterapkan ke dalam kehidupan gereja tentunya bagi gereja masa kini. Jawabannya adalah semua. Karena setiap surat-surat Paulus adalah Firman Allah yang merupakan kebenaran mutlak. Ada beberapa pengajaran Rasul Paulus yang harus diterapkan ke dalam kehidupan gereja masa kini, yaitu Ibadah, Pelayanan, Penginjilan.

1.      Ibadah
            Jika dilihat dari kehidupan jemaat pada waktu itu, pasti mereka melakukan suatu ibadah. Perlu diperhatikan bahwa Paulus tidak memakai konsep sakral untuk secara langsung atau tidak langsung merujuk pertemuan jemaat. di lain pihak, ibadah memiliki makna khusus dan amat penting bagi Paulus. Namun sejak awal, ibadah mengalami dua resiko yaitu bahaya formalisme yang mengagung-agungkan bentuk-bentuk liturgi eksternal, yang bisa mengganggu hubungan yang hidup antara seseorang dengan Allah dan spontanitas yang mengakibatkan kegaduhan dan ketidakteraturan dalam ibadah tidak dapat mendorong terciptanya hubungan yang serius dengan Allah yang menghendaki penyembah-penyembah yang benar.[1] Sebagai contoh adalah jemaat-jemaat di Korintus beribadah secara terlalu bebas dan spontan. Sangat bebas sehingga menimbulkan kekacauan. Karena terlalu mengutamakan kebebasan maka jemaat itu mengabaikan kekudusan dan persekutuan. Dalam ibadah bukanlah liturgi maupun kebebasan berekspresi yang dipentingkan, melainkan hubungan dengan Allah yang dilandasi hati penuh kasih dan ketaatan pribadi. Dalam ibadah juga dilakukan dengan adanya pertemuan antara jemaat-jemaat. Pertemuan jemaat ini menyatakan apa yang membedakan jemaat dari dunia, keberbagian dalam satu roti menyatakan gereja sebagai tubuh Kristus (1 Kor. 10:17). Ketika jemaat sudah dalam suatu pertemuan ibadah bukan berarti memiliki kebebasan beribadah menurut kehendaknya, melainkan harus dalam kebenaran, yaitu menurut aturan-aturan Allah. Wujud lahiriah dari pemujaan muncul secara alami dari persekutuan sejati dengan Allah.[2]
2.      Pelayanan
            Paulus mengatakan gereja merupakan suatu organisasi yang terdiri dari struktur yang sangat kompleks sebagai Tubuh Kristus. Struktur organisasi gereja ini dijalankan oleh masing-masing orang percaya, yang memiliki fungsi masing-masing yang saling bergantung dan diatur melalui relasi mereka dengan Kristus sebagai Kepala gereja.[3] Keberadaan pelayanan umum atau pelayanan khusus di gereja-gereja yang digembalakan oleh Paulus dibuktikan oleh sejumlah ayat Alkitab, misalnya dalam Galatia 6:6 dimana penyebutan to katechounti menunjukkan adanya sekelompok pengajar yang didukung sepenuhnya oleh jemaat.[4] Pada saat Paulus gereja sudah lebih teratur dibanding dengan gereja mula-mula. Sebab pada saat itu sudah ada jabatan, seperti presbyteros, episkopos dan diakonos. Dalam Roma 16:1 terdapat kata diakonos yang mungkin menunjuk pada suatu jabatan. Diakonos (diaken) artinya pelayan. Dalam Kisah Para Rasul 20:17-28 terdapat kata presbyteroi dan episkopoi. Jabatan presbuteros(penatua) yang menekankan kedewasaan dan kewibawaan dan biasanya menunjuk pada pribadi yang sudah lanjut usia. Penatua ditunjuk sebagai pemimpin di gereja-gereja lokal. Dan istilah episkopos(penilik) menunjuk kepada pekerjaan penggembalaan yang dilakukan oleh penatua lebih menekankan pada jabatan sedangkan penilik lebih kepada fungsi.
3.      Penginjilan
    Dalam daftar karunia yang diberikan kepada gereja, pemberita injil hanya tercatat di Efesus 4. Di surat Paulus lain, sebutan ini muncul di 2 Timotius 4:5, saat ia menasihati Timotius agar melakukan pekerjaan pemberitaan Injil.[5] Kembali kepada Paulus, perjalanan pemberitaan Injil oleh Paulus merupakan suatu perjalanan yang panjang. Dalam kesempatan bagaimana Lukas menulis bahwa Paulus mengadakan tiga kali perjalanan penginjilan. Perjalanan misi pertama sekitar tahun 45-49 (Kis 13:1-1:28). Dalam Kisah Para Rasul, Paulus diakui sebagai pemimpin ekspedisi.[6]
Dengan mempelajari strategi penginjilan Rasul Paulus, penginjilan masa kini dapat meneladani strategi dari Rasul Paulus. Strategi yang digunakan oleh Rasul Paulus sesuai dengan konteks pada zaman itu dan sangat berbeda dengan keadaan zaman sekarang. Walaupun dalam waktu yang berbeda, tetapi para penginjil harus memakai strategi dan strategi dipakai oleh para penginjil agar mempermudah dalam menyampaikan berita Injil, sehingga penginjilan lebih efektif. Tetapi dalam proses pemberitaan Injil tersebut ada dampak-dampak yang harus dihadapi oleh Rasul Paulus bukan saja pada zaman pelayanan penginjilan Rasul Paulus tetapi terhadap penginjilan masa kini.[7]
Paulus memiliki banyak strategi, antara lain pendekatan secara individu, kelompok (ketika dia bersama Barnabas), dengan menggunakan status kewarganegaraan, dan lain-lain. Itu artinya Paulus menggunakan setiap apa yang ia miliki dan tentunya itu semua tidak lepas dari karya Roh Kudus.



                [1]D.A.Carson, Gereja Zaman Perjanjian Baru dan Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 1997), 127.
                [2]Ibid., 128.
                [3]Daniel Sutoyo, Paulus (Sukoharjo: BornWin’s Publishing, 2012), 384.
                [4]D.A.Carson.,op.cit, 183.
                [5]Herman Ridderbos, Paulus (Surabaya: Momentum, 2013), 481.
                [6]Daniel Sutoyo., op.cit, 99.
                [7]http://lunaadjah.blogspot.com/2014/02/strategi-penginjilan-rasul-paulus-di.html

Posting Komentar untuk "APLIKASI PENGAJARAN RASUL PAULUS BAGI GEREJA"