TIGA CARA PENGORGANISASIAN KURIKULUM
TIGA CARA PENGORGANISASIAN KURIKULUM
1. Mata pelajaran terpisah (separated
curriculum)
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam
berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain,
terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis
mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Beberapa hal positif dari
separated curriculum ini adalah : Bahan pelajaran disajikan secara sistematis
dan logis dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai budaya terdahulu
Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan. Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
Sedangkan beberapa kritik terhadap kurikulum ini antara lain: Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan: banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman.
Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan. Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
Sedangkan beberapa kritik terhadap kurikulum ini antara lain: Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan: banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman.
2. Mata pelajaran gabungan (corelated
curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara
satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan cirri
atau karakteristik tiap bidang studi tersebut. Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi
dapat diajarkan untuk saling memperkuat. Ada tiga jenis korelasi yang sifatnya
bergantung dari jenis mata pelajaran. Korelasi faktual, misalnya sejarah dan
kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan melalui penulisan karangan sehingga
menambah kemungkinan menikmati bacaannya oleh siswa. Korelasi deskriptif,
korelasi ini dapat dilihat pada penggunaan generalisasi yang berlaku untuk dua
atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi dapat berkorelasi dengan sejarah
atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada dalam
psikologi untuk menerangkan kejadian-kejadian sosial. Korelasi normatif, hampir
sama denagan korelasi deskriptif, perbedaannya terletak pada prinsipnya yang
bersifat moral sosial. Sejarah dan kesusastraan dapat dikorelasikan berdasarkan
prinsip-prinsip moral sosial dan etika. Beberapa kelebihan kurikulum ini adalah:
Dengan korelasi, pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas
(berpadu). Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang
lain, minat murid bertambah. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan
mendalam karena memandang dari berbagai sudut. Dengan korelasi maka yang
diutamakan adalah pengertaian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta,
dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi
murid-murid. Berikut beberapa kelemahan dari kurikukum mata pelajaran gabungan
ini adalah : Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam
kehidupan sehari-hari, sebab dasarnya subject centered. Brood fields tidak
memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran
sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi.
3. Kurikulum terpadu (integrated
curriculum)
Yaitu kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara
unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran
dengan yang lainnya. Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini antara lain :
Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi, berdasarkan psikologi belajar
gestalt dan organismik, berdasarkan landasan sosiologis dan sosiokultural,
berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.
a.
Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran atau
bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan mata pelajaran baru dapat saja
muncul dan dimanfaatkan guna pemecahan masalah
Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik pengalaman (experience) atau pelajaran (subject matter unit). Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Guru selaku pembimbing.
Beberpa manfaat kurikulum terpadu ini antara lain:
Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik pengalaman (experience) atau pelajaran (subject matter unit). Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Guru selaku pembimbing.
Beberpa manfaat kurikulum terpadu ini antara lain:
b.
Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan
fakta yang terlepas satu sama lain.
c.
Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid
dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.
d.
Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
e.
Aktifitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri dan
berkerja sendiri, atau kerjasama dengan kelompok.
f.
Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.
Di
samping itu kurikulum ini juga mempunyai beberapa kelemahan yang diantaranya
ialah:
g.
Guru belum siap untuk melaksanakan kurikulum ini.
h.
Organisasin kurang sitematis
j.
Tugas-tuganya memberatkan guru.
k.
Tidak memungkinkan ujian umum, sebab tidak ada unformitas di sekolah-sekolah
satu sama lain.
l.
Siswa dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.
m.
Sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Adapun
dalam bentuk kurikulum terpadu ini terbagi lagi, meliputi :
a. Kurikulum inti (core curriculum)
Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan integrasi,
melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara
kehidupan dan belajar.
Ciri
yang membedakan kurikulum inti, yaitu: Kurikulum inti menekankan kepada
nilai-nilai sosial, unsur universalitas dalam suatu kebudayaan memberikan
stabilitas dan kesatuan pada masyarakat. Struktur kurikulum inti ditentukan
oleh problem sosial. Karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah
: Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue), selalu
berkaitan dan direncanakan secara terus-menerus. Isi kurikulum yang
dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan. Isi
kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah atau problema yang dihadapi
secara aktual. Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang
bersifat pribadi maupun sosial. Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk
semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum, tetapi substansinya
bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam pribadi.
Manfaat kurikulum inti adalah: Segala sesuatu yang
dipelajari dalam unit bertalian erat Kurikulum ini sesuai dengan
pendapat-pendapat modern tentang belajar. Kurikulum ini memungkinkan hubungan
yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Kurikulum ini sesuai dengan paham
demokrasi. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat.
b. Kurikulum yang berlandaskan pada
proses sosial dan fungsi kehidupan (social functions and persistens
situations).
Dalam pengembangan kurikulum ini di dasarkan pada lingkungan
social anak didik, sehingga pelajaran yang di peroleh memiliki fungsi dan
makna bagi kehidupan sehari-hari dan tidak terpisah dengan kondisi masyarakat.
c. Kurikulum yang berpusat pada
kegiatan atau pengalaman (experience and activity curriculum)
Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan activity
curriculum. Mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa
dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegritas dengan lingkungan maupun
potensi siswa. Kurikulum ini berupaya mengatasi kelemahan pada subject
curriculum, yakni anak lebih banyak menerima (passive). Rasional
penggunaan bentuk kurikulum ini adalah: Belajar dapat terjadi dengan proses
mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia dihadapkan dengan masalah
aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atau minatnya. Belajar
merupakan transaksi aktif. Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang
bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan
pribadinya.
Posting Komentar untuk " TIGA CARA PENGORGANISASIAN KURIKULUM"