Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembimbing Perjanjian Lama kitab syair

Bab IV

Kitab-Kitab Syair
Pengantar Kesusasteraan Hikmat
Dari lima kitab syair hanya terdapat satu (Kidung Agung) yang tidak mengandung jenis kesusasteraan yang disebut tulisan-tulisan “hikmat”. Demikian pula kesusasteraan hikmat itu tidak hanya terdapat dalam kitab Ayub, Mazmur, Amsal, dan Pengkhotbah, tetapi terdapat juga dalam kitab-kitab Sejarah dan kitab-kitab nabi-nabi. Maka dari itu, mengetahui ciri-ciri khas jenis kesusasteraan tersebut adalah cukup penting. Tulisan-tulisan hikmat di dalam Perjanjian Lama adalah kesusasteraan yang merupakan hasil renungan dan pengalaman penulis. Sebagian besar kesusasteraan itu menyinggung hal pemeliharaan Tuhan atas dunia dan hubungan antara Allah dengan urusan-urusan manusia. Dalam kesusasteraan tersebut tersebut dapat dilihat ada bermacam-macam bentuk, misalnya peribahasa(amsal), perumpamaan, teka-teki, celaan, nubuat dan renungan yang dalam tentang cara Allah memerintah dunia dan tujuan-tujuan akhir hidup manusia.
Ayub
Penulis dan waktu Penulisan
Penulis kitab ini tidak diketahui. Diantara nama penulis yang pernah dikemukakan adalah: Ayub sendiri, Elihu, Musa, Salomo, Yesaya, dan Hizkia, tetapi tidak ada bukti sama sekali. Menurut tradisi resmi orang Yahudi, Musa adalah penulisnya tetapi tidak ada dukungan konkrit terhadap pendapat itu. Mengenai waktu penulisan, juga tidak dapat dipastikan dan ada beberapa pendapat. Pendapat mengemukakan bahwa kitab ini merupakan kitab Perjanjian Lama yang paling tua, sebab sejarah bangsa Israel sama sekali tidak disebutkan dan suasananya cocok dengan  zaman Patriarkh. Sarjana-sarjana lain mengemukakan waktu yang jauh berbeda, dari zaman Salomo sampai pada th.250 B.C, tetapi kebanyakan memilih periode antara th.600 dan 400 B.C. Tetapi perdebatan tentang waktu penulisan kitab Ayub tidak begitu penting kalau diingat bahwa isi dan ajarannya cocok bagi orang pada setiap zaman.
Keistimewaan
Kitab ini mengingatkan kita bahwa manusia tidak sanggup untuk memikirkan serta mengerti dengan sedalam-dalamnya tentang soal penderitaan. Semua orang yang menasehati Ayub dan juga Ayub sendiri berbicara tanpa pengetahuan mengenai latar belakang penderitaannya, yaitu tantangan Iblis dan izin Tuhan kepadanya untuk menghancurkan iman Ayub kalau mungkin. Kitab ini tidak bermaksud untuk menjawab persoalan penderitaan, tetapi untuk menegaskan keperluan untuk memperoleh kekuatan dari pengertian bahwa Allah menguasai segala sesuatu dan sedang melaksanakan tujuan-Nya sendiri melalui penderitaan itu.
Ajaran
1.      Pencobaan dan penderitaan tidak hanya disebabkan oleh keadaan hidup,lingkungan,tindakan orang lain atau kesalahan sendiri – di belakang semuanya Iblis juga bekerja dan berusaha untuk menjatuhkan orang saleh serta menghancurkan iman dan kesetiannya kepada Tuhan.
2.      Dosa manusia terbesar adalah kesombongan.
3.      Salah satu sebab penderitaan adalah dosa/kesalahan manusia sendiri.
4.      Tuhan menggunakan penderitaan hamba-hamba-Nya untuk menunjukkan bahwa Iblis adalah pendusta.
5.      Melalui kitan Ayub, Tuhan dinyatakan sebagai Allah yang Mahakuasa dan berdaulat.
6.      Ayub menjadi gambaran Yesus yang juga tanpa salah tetapi banyak menderita bahkan sampai mati, diolok dan diejek.

Pengantar Syair Ibrani
Syair memainkan peranan penting dalam kesusasteraan orang Israel, demikian juga bagi bangsa-bangsa lain pada zaman itu, maka tidak mengherankan jika ia menonjol juga dalam Perjanjian Lama.
Bentuk-bentuk Syair dalam PerjanjianLama
Dalam syair Ibrani kata-kata diatur sesuai dengan konsep/ide yang ditekankan. Salah satu ciri syair Ibrani yang paling menonjol ialah persejajaran(pararelisme), yaitu perpaduan/penggabungan ide. Struktur pararelisme menjadikan syair Ibrani suatu alat pengajaran uang sangat efektif melalui pengulangan ide/konsep utama.
Asal-usul Syair Ibrani
Akhir-akhir ini pandangan yang paling populer mengatakan bahwa penyair-penyair Ibrani meniru gaya menulis syair Kanaan. Pandang tersebut menjadi kuat setelah penemuan sebuah kumpulan loh tulisan dari tanah liat di Ras Shamra, yang mana penulisan loh-loh itu diperkirakan terjadi sekitar th.1400 B.C. Banyak kesamaan kelihatan antara dokumen-dokumen tersebut dengan syair Ibrani yang terdapat dalam Perjanjian Lama.
Mazmur
Penulisan dan Penyusunan
Kitab Mazmur merupakan suatu kumpulan nyanyian. Diantara sarjana-sarjana liberal ada beberapa yang mempertahankan pandapat bahwa kitab Mazmur ditulis jauh sesudah zaman Daud. Tetapi akhir-akhir ini pendapat tradisional menjadi agak kuat lagi, yaitu bagian pertama dari zaman kerajaan (yaitu zaman kerajaan bersama) adalah periode pengarangnya mazmur, dan Daud diakui sebagai seorang penulis yang utama
Golongan-golongan Mazmur
A.     Doa – misalnya untuk mohon perlindungan Tuhan.
B.     Puji-pujian – oleh karena berkat yang telah diterima dari Tuhan.
C.     Pertobatan/pengakuan dosa.
D.     Doa syafaat – misalnya untuk raja Israel.
E.      Pengakuan iman – kepada Tuhan sebagai raja.
F.      Khotbah – misalnya hal hikmat.
G.     Kutuk/balas dendam – mohon Tuhan untuk menghukum.
H.     Problema-problema moral – misalnya soal penderitaan orang benar.
I.        Mesias.
Amsal
Penulis dan waktu penulisan
1.      Salomo disebutkan sebagai penulis bagian fas.10:1 – 22:16, dan juga pengarang kesusasteraan hikmat.
2.      Orang-orang bijak disebutkan sebagai pengarang bagian-bagian Amsal mulai dari fas.22:17 dan dari fas.24:23.
3.       Pegawai-pegawai Hizkia disebutkan sebagai penerbit kumpulan amsal Salomo yang kedua(fas.25-29).
4.      Agur anak Yake(Amsal 30), yang rupanya berasal dari “Masa”.
5.      Raja Lemuel(Amsal 31:1-9) mungkin juga berasal dari Masa.
6.      Bagian terakhir(Amsal 31:10-31) yang merupakan sebuah lampiran kitab Amsal, tidak menyebutkan penulisnya.
Yang diketahui dengan pasti ialah bahwa kitab Amsal sudah menjadi tetap dalam bentuknya seprti sekarang ini sebelum zaman Ben Sira,seorang ahli sejarah Yahudi yang menulis kira-kira th.280 B.C. Kemungkinan besar penyusuna terakhir terjadi dalam periode segera sesudah orang Yahudi kembali dari masa pembuangan di Babel.
Bentuk dan isi
Berupa perbandingan atau tamsil dan perumpamaan. Isinya “Takut akan Tuhan” merupakan inti dari pada  semua hikmat yang sejati, dan dengan itulah kitab Amsal menerapkan prinsip-prinsip ajaran Tuhan pada hubungan-hubungan kemanusian, kehidupan rumah tangga, pekerjaan, keadilan, keputusan-keputusan, sikap-sikap, dan semua hal yang diperbuat, diucapkan ataupun dipikirkan oleh manusia.
Ajaran pokok: Allah “Takut akan Tuhan”, hikmat, orang bodoh, orang pemalas, orang sahabat, kata-kata, hidup kekeluargaan.
Pengkhotbah
Judul: Nama kitab ini diambil dari ayat yang pertama, yang menyebutkan penulisnya sebagai “Pengkhotbah”.
Penulis dan waktu penulisannya: Sampai abad ke-19, Raja Salomo dianggap penulisnya, sesuai dengan keterangan fas.1:1,12. Melawan pendapat tersebut, sarjana-sarjana Perjanjian Lama sekarang mengemukakan bahwa kitab ini ditulis sesudah orang Yahudi kembali dari masa pembuangan di Babel, yaitu kira-kira th.400 B.C.
Tafsiran: tema kitab ini ialah mencari kuni arti kehidupan. Pengkhotbah menyelidiki  kehidupan dari segala sudut untuk melihat dimana kepuasan yang dapat ditemukan. Tujuan Pengkhotbah ialah menghancurkan ketergantungan manusia pada dunia materiil untuk kepuasan dalam kehidupannya, dan menunjukkan bahwa sebenarnya dunia merupakan alat untuk penyataan kebaikan,hikmat dan kebenaran Allah.
Kidung Agung
Penulis dan waktu penulisannya: Pendapat tradisional mendukung Salomo sebagai  penulis, berdasarkan fakta bahwa nama raja itu disebutkan enam kali, dia boleh dikatakan dalam hal cinta kasih, dan dia terkenal sebagai orang yang pandai mengarang nyanyian. Ada tradisi Yahudi yang mendukung Raja Hizkia sebagai penulis. Kata-kata bahasa Ibrani yang baru mulai dipakai sesudah zaman Salomo menunjukkan kemungkinan bahwa pengarangan kitab ini terjadi beberapa waktu sesudah Salomo.
Ajaran bersifat kiasan:  Walaupun penafsiran kitab Kidung Agung sebagai gambaran kasih Allah/Kristus kepada umat-Nya barangkali tidak merupakan tujuan utamanya, namun kita tidak salah kalau mengambil ajaran tambahan cara demikian.
·         Tanggapan:Dalam bab 4, buku ini membahas tentang Kitab-kitab Syair. Buku ini memang membahas dengan sangat jelas dalam memberi pengetahuan akan Kitab-kitab syair. Tapi terdapat kekurangan dalam penyampaian dibagian pengantarnya. Menurut saya sangat kurang sekali. Tidak ada dijelaskan di buku ini mengenai unsur-unsur, ciri-ciri dari Kitab-kitab syair dan hanya ada  macam-macam syair saja.




























BAB V

Pengantar Kitab-kitab Para Nabi

Perkembangan pelayanan nabi sampai menjadi jabatan resmi terjadi baru sebelum permulaan zaman kerajaan, dan berlangsung sampai dengan zaman pengembalian dari masa pembuangan.
Nabi sebagai Ahli Sejarah
Perlu diingat bahwa menurut pembagian Perjanjian Lama oleh orang-orang Yahudi, ada empat kitab yang digolongkan dalam bagian Nabi-nabi Terdahulu yang sekarang ini digolongkan sebagai kitab-kitab sejarah – yaitu Yosua, Hakim-hakim, kitab Samuel dan kitab Raja-raja. walaupun keempat kitab tersebut mencatat sejarah bangsa Israel, namun dalam pandangan dengan orang  Yahudi ada hubungan erat antara nubuat dan sejarah. Dari satu segi nampaknya seperti para nabi mempunyai kuasa untuk merobah sejarah, atau mengaturnya menurut rencana-rencana Allah – tetapi sebenarnya ini hanya menyatakan prinsip bahwa hanya Allah memakai sejarah dalam melaksanakan rencana-Nya.
Sifat Nubuat dalam Kebudayaan Yahudi
Sebagai definisi umum, dapat dikatakan bahwa nubuat adalah suatu penyingkapan melalui manusia, yang memakai kata-kata lisan atau tertulis untuk menyampaikan penyataan tentang Allah dan menerangkan  kehendak-Nya kepada manusia. Nabi-nabi ini disebut “nabi lisan”, oleh karena berita-berita mereka disampaikan dengan kata-kata lisan. Nabi-nabi itu disebut “nabi menulis” , dan tulisan-tulisan mereka merupakan Kitab Para Nabi yang sekarang merupakan sebagian dari Alkitab Perjanjian Lama.
Jabatan Nabi
Sebagaimana pemakaiannya dalam Perjanjian Lama, istilah Ibrani “nabi” itu menunjukkan seseorang yang mempunyai hubungan istimewa dengan Allah sebagai “orang yang terpanggil” dan berhak untuk berbicara atau bertindak atas nama Allah.
Istilah kedua yang dipakai ialah “abdi Allah”, yang  menunjukkan bahwa bagi seorang nabi, kesetiaan utamanya harus kepada Tuhan, dan dia harus memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan.
Istilah yang ketiga ialah “pelihat”, yang menekankan bahwa seorang nabi tidak akan tertipu oleh yang nampak secara lahiriah, tetapi akan menilai segala sesuatu dengan pandangan/mata  Tuhan sendiri.
Pada mulanya, jabatan nabi dilaksanakan oleh para imam dari suku Lewi, yang ditugaskan untuk mengajarkan serta menerapkan Hukum Taurat secara praktis dalam kehidupan sehari-hari bangsa Israel.
Fungsi Nubuat dalam Masyarakat Yahudi
G.L. Archer mengemukakan empat fungsi utama dari pada pelayanan seorang nabi:
1. Nabi harus mendorong umat Allah agar bersandar pada rahmat dan kuasa Tuhan saja, bukan pada jasa atau kekuatan sendiri atau pun kekuatan sekutu-sekutu manusiawi.
2. Nabi harus mengingatkan umat Allah bahwa berkat dan keselamatan tergantung pada kesetiaan mereka dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban perjanjian dengan Tuhan. Kesetiaan tersebut meliputi bukan hanya kepercayaan intelektual saja, melainkan penyerahan yang mutlak untuk mentaati Tuhan melalui cara hidup yang suci.
3. Nabi harus menghibur umat Allah tentang masa depannya.
4. Nubuat merupakan semacam meterai atas kewibawaan Firman Tuhan, melalui nubuat-nubuat yang telah digenapi. Kadang-kadang penggenapan itu terjadi tidak lama sesudah pengucapannya, sehingga mengesahkan pelayanan nabi itu dalam mata generasi yang sejaman dengan dia.
Skema pelayanan Para Nabi
Kitab-kitab para nabi berasal dari tiga periode sejarah Israel: periode kemerosotan sebelum keruntuhan kerajaan; periode pembuangan, dan periode pengembalian dari pembuangan.

·         Tanggapan: Dalam bab 5, buku ini membahas mengenai Pengantar Kitab-kitab Para Nabi. Dalam penyampaian isi buku ini sudah memberi banyak informasi mengenai Kitab-kitab Para Nabi. Tapi juga terdapat suatu kekurangan. Menurut saya isinya kurang lengkap. Dalam buku ini tidak terdapat penjelasan mengenai istilah-istilah nabi dan perbedaan nabi benar dan nabi palsu.

Posting Komentar untuk "Pembimbing Perjanjian Lama kitab syair"