Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Musik Gereja


BAB II
KRITERIA PELAYAN LEWI

A.    WORSHIP LEADER
            Seorang Worship Leader bukan hanya seorang Pemimpin nyanyian yang trampil dan memiliki suara yang bagus, tetapi haru,s menjadi penyembah yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam rumah Tuhan  atau Gereja.

            Mereka yang  terpanggil atau terlibat dalam Pelayanan Gereja bukanlah mereka yang  bermain musik atau bernyanyi , tetapi mereka yang  telah menyerahkan diri untuk pelayanan Musik – Nyanyian untuk Tuhan (Mzm. 57 : 8 – 10; Mzm. 108 : 2 – 4).

1.     Kriteria Rohani
a.     Lahir baru dan ada buah pertobatan.
b.     Memiliki karakter Kristus.
c.     Penuh Roh Kudus.
d.     Seorang Penyembah Allah.
e.     Suka Berdoa.
f.     Dipenuhi Firman Allah.
g.     Menguduskan perkataan, bersih dalam ucapan/nyanyian.
2.     Kriteria Teknis
a.     Memiliki talenta vokal yang cukup baik.
b.     Mengerti dasar-dasar musik.
c.     Mampu memimpin.
d.     Mampu berkomunikasi dengan baik.
e.     Memiliki dan mengembangkan perbendaharaan lagu pujian.
1.     Persiapan Rohani
a.     Setia dalam waktu doa.
b.     Membaca Firman Tuhan.
c.     Penyembahan pribadi.
d.     Selalu menjaga kekudusan.
e.     Doa dan puasa secara khusus.
f.     Pemurnian motivasi, merendahkan diri.

2.     Persiapan Teknis
  1. Worship Leader harus mengetahui thema setiap nyanyian Pujian atau Penyembahan yang disusunnya.
  2. Pemilihan lagu, apakah kita menguasai lagu tersebut? dan apakah jemaat mengenal lagu tersebut?
  3. Menjaga kualitas vocal, latihan pernafasan.
  4. Persiapan team, latihan bersama team musik & Singer.
  5. Berapa waktu yang tersedia, termasuk kesaksian atau kata sambutan persembahan, pengumuman.
  6. Tingkat pengenalan atau penguasan Lagu.
  7. Kondisi atau keadaan Jemaat yang akan kita layani.
-          Kita mengenal dengan baik.
-          Cari informasi tentang usia mayoritas Jemaat.
-          Bagaimana karakter jemaat di tempat atau daerah tersebut.
-          Berapa jumlah jemaat yang ada.

1.     Bangun Komunikasi Yang Erat Dengan Jemaat Pada Kesempatan Pertama :
  1. Penuh kasih bukan dibuat-buat.
  2. Kata-kata pembuka yang mengakrabkan dan menguatkan.
  3. Pandangan mata dan senyuman.

   2.     Hindari Kata-Kata Yang Melemahkan Dan Menghakimi Jemaat :
a.     Memotivasi dan membangun jemaat dengan kata-kata yang positif, seperti :
-          “Saya percaya Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara…”
-          “Ada kuasa dalam hadirat Allah ……”
-          “Saudara yang datang dengan masalah pasti akan pulang dengan  kelepasan ……”
b.     Jangan menghakimi keterlambatan jemaat.
c.     Jangan menghakimi cara jemaat memuji, jangan paksakan jemaat untuk sama seperti kita.
d.     Gunakan kata-kata iman : “ Saya percaya ………”

3.     Persiapkan Penampilan Yang Baik :
a.     Pakaian rapi dan sopan.
b.     Rambut rapi.
c.     Wajah segar, cerah dan bersih.

4.     Hindari pertentangan dengan pemusik atau singers yang menimbulkan ketidak-sejahteraan suasana ibadah :
a.     Beri aba-aba atau komando yang jelas dan disertai dengan senyum.
b.     Kalau terjadi kesalahan, jalan terus (untuk membangun kepercayaan diri seluruh team).
c.     Ingat!  kita sedang menyembah dan memuji Allah, dan sedang membangun komunikasi yang akrab dengan Allah.

5.     Hindari pengulangan lagu terlalu banyak, yang dapat menjenuhkan.

6.     Fleksibel dalam memimpin dan peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan - perubahan sikap dan berbagai gaya dalam memimpin sehingga membawa suasana yang hidup,  meriah,  indah dan penuh kuasa Roh Kudus.

7.     Hindari banyak bicara,  komentar disaat lagu sedang dinyanyikan, sebaiknya gunakan kata-kata,  komentar-komentar yang tepat pada saat jeda lagu.

8.     Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik :
  1. Terlalu sering menutup mata.
  2. Kebiasan gerakan tangan yang kurang baik.
  3. Membelakangi jemaat.
  4. Refleks mata berkedip-kedip.

    9.     Jangan biarkan suasana vakum untuk beberapa waktu.

10.   Seringlah mengkoreksi penampilan saudara.
  1. Gaya di panggung, cara berdiri, gerakan tangan.
  2. Cara memegang microphone.
  3. Pengucapan istilah dan komentar

11.   Perhatikan nada dasar lagu yang PAS,  tidak ketinggian,  juga tidak kerendahan (perhatikan nada dasar Asli dari Pencipta Lagunya).
12.   Perhatikan “Intro” dan “Ending” setiap lagu, sehingga tepat dengan iramanya, juga pada saat “Interlude” jika ada.
13.   Pengulangan lagu yang wajar sesuaikan dengan situasi Jemaat.
14.   Kuasai Aba-aba (Hand Signals).
  1. Nada dasar.
  2. Pengulangan.
  3. Overtone.
  4. Perlambat / Percepat tempo.
  5. Perkeras / perhalus suara.
  6. Pengulangan coda.
  7. Acapela.
  8. Drums Only.
  9. Piano / keyboards only.

B.     SINGER
            Seorang Singer dalam ibadah haruslah seorang penyembah Allah (worshippers), sehingga persiapan seorang singer tidak hanya pada saat menjelang ibadah saja melainkan setiap saat membangun kehidupan penyembahannya. Hal ini didukung dalam (1 Taw. 25 :  1 – 31)
            Singer harus penuh Roh Kudus, agar ada URAPAN dalam pelayanannya, ia senantiasa mengandalkan Roh Kudus dan mempersiapkan dirinya untuk semakin peka dalam tuntunan dan pekerjaan Roh Kudus.


Singer haruslah seorang yang suka berdoa :
      1.     Mempersiapkan diri dalam doa khusus bagi seluruh team yang ditunjangnya bagi umat yang dilayani.
      2.     Berlatih khusus. memiliki kemauan kuat untuk meningkatkan “Skill”-nya.
 Fungsi singer dalam team:
1.     Memberi tenaga vokal (vocal power) pada setiap pujian yang dinaikkan.
2.     Memberi harmoni dan keindahan pada setiap pujian yang dinaikkan.
      3.     Memberi inspirasi bagi jemaat dalam memuji Tuhan. Inspirasi dapat berupa :
  1. Ekspresi atau mimic muka,  mata
  2. Mengangkat tangan atau bertepuk tangan.
  3. Gerakan atau tarian tertentu.
      4.     Menopang pemimpin pujian dan pemusik melalui doa.

Dalam pelayanan musik, peran pemusik adalah mambawa suasana pemyembahan ke atmosfir yang penuh hadirat Allah dan membantu jemaat untuk mengangkat suara mereka dalam menyanyikan lagu.
            ”Daud sangat serius dalam pendekatannya pada pelayanan musik di bait Allah. Bisa kita lihat pada kitab 1 Tawarikh. “Daud menyuruh para pemimpin Lewi untuk menunjuk saudara-saudara mereka sebagai penyanyi untuk menyanyikan lagu gembira, diiringi alat-alat musik: gambus, kecapi, dan ceracap ( 1 Tawarikh 15:16)”.
            Sebagai seorang pemusik, anda tidak dapat menghindari suatu kondisi di mana jemaat tidak memandang/melihat anda; dengan kata lain, anda pasti menjadi panutan/sorotan/contoh bagi jemaat. Menjadi seorang pemusik gereja merupakan panggilan yang luarbiasa.
Jangan memandang rendah panggilan tersebut. Menjadi contoh berarti menjadi saksi hidup bagi orang lain.
            Sebagai seorang pemusik, anda mungkin belajar sendiri atau pernah dilatih tetapi jangan memainkan alat musik melewati batas saat ibadah karena anda berada dalam satu tim musik. Jka ada suatu teknik atau permainan yang anda ingin tonjolkan maka gunakan pada saat berlatih sehingga permainan tersebut sempurna saat dibawa ke ibadah.

Kriteria Pemain Musik:
1.      Seorang pemusik harus menjadi seorang penyembah
2.      Mempunyai hati yang dekat pada Allah
3.      Mempunyai kerinduan dan panggilan ilahi untuk mempimpin orang lain
4.      Pemusik harus lulus tes kemampuan musik (1 Taw. 25:8)
5.      Lahir Baru (Kolose 3:12,16)
6.      Rajin membuat suasana musik yang baru (Mazmur 4:1)
            Juga sebagai seorang pemusik, anda pasti tidak pernah puas untuk mengetahui tentang musik. Tetaplah kejar suatu pelajaran yang baru. Tetap berlatih dan belajar dan harus siap selalu. Hal ini di dukung dalam  II Taw. 7-6.


Posting Komentar untuk "Musik Gereja"